My Hard Earned Lesson about Change
Screenshot di atas diambil dari sebuah video youtube channel A Life Engineered. Pertama kali menonton cuplikan video ini, saya langsung tersentak. Ungkapan “Change happens when the pain of staying the same is greater than the pain of change” terasa begitu relate dengan apa yang terjadi pada saya sebelum menerima tantangan sebagai Software Engineer Lead di Tokopedia.
Saya telah menjadi Senior Software Engineer selama delapan tahun. Gajinya alhamdulillah lebih dari cukup, dan bahkan pada satu titik, kenaikan gajiku mencapai lebih dari 20%. Tapi kemudian pandemi datang, dan kenaikan itu terhenti—tidak lebih dari 5% selama dua tahun berturut-turut. Saat itulah saya mulai merasa "sesak" di posisi yang sekarang. Bukan hanya soal angka, tapi juga perasaan stagnan, seakan tidak ada ruang untuk tumbuh.
Sampai suatu sore, ketika rekan-rekan sudah pulang, saya memberanikan diri untuk mendekati Engineering Manager. Saya menceritakan keresahan-keresahan saya, bagaimana saya merasa stuck dan butuh tantangan baru. Yang terjadi setelahnya benar-benar di luar ekspektasi.
Keesokan harinya, EM saya berbicara dengan Head of Engineering di atasnya. Dan yang lebih mengejutkan, ternyata ada posisi Lead yang segera kosong. Tanpa berlama-lama, Head of Engineering langsung berkata, “Let’s onboard her!”
Dan begitulah, dalam semalam, perubahan yang sudah lama ditunggu akhirnya terjadi. Bayangkan butuh waktu 8 tahun hingga akhirnya saya di-challenge sebagai Lead? Terkadang saya jadi meragukan diri saya sendiri. Like, where were you all these time? But at last, kesempatan selalu datang di waktu dan tempat yang tepat.
Dari pengalaman ini, saya sangat memaknai kutipan tadi. Terkadang, kita berharap perubahan terjadi dengan sendirinya. Namun, kenyataannya tidak begitu. Ketika situasi yang stagnan sudah terasa menyakitkan, kita tidak punya pilihan selain mendorong perubahan itu terjadi.
Day 4 of 99
Komentar