Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2011

Pertimbangkan Dampak, Tak Sekadar Manfaat

03 April 2011 PEMBERITAAN mengenai penghapusan trayek bus kota beberapa waktu terakhir ini memang mengkhawatirkan. Diberitakan bahwa Dinas Perhubungan DKI menghapus sembilan trayek bus kota yang bersinggungan dengan busway Koridor IX. Kebijakan ini ditetapkan dengan tujuan mengurangi kepadatan lalu lintas yang bersinggungan dengan koridor busway tersebut. Penerapan kebijakan penghapusan ini bersangkut-paut dengan banyak pihak. Pemilik bus kota, supir, kondektur, masyarakat pengguna bus kota, dan pemerintah. Dalam kacamata pemerintah, kebijakan ini berupaya menciptakan arus kendaraan yang lebih teratur. Solusi ini diharapkan akan membuat kondisi jalan yang lapang sehingga kemacetan lebih dapat dihindari. Namun, sepertinya kebijakan ini membawa lebih banyak mudarat daripada manfaat. Penumpang bus kota yang menuju suatu tempat yang tidak dilewati busway akan mengalami kesulitan mencari kendaraan. Keterbatasan jam operasi busway pun membuat penumpang tidak selalu dapat me

Melestarikan Pasar Tradisional

13 Februari 2011 DARI hari ke hari tampaknya keberadaan pasar tradisional semakin mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, saat ini telah banyak berdiri pasar-pasar modern di berbagai tempat dalam bentuk minimarket dan pasar swalayan. Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) DKI Jakarta Hasan Basri, H. Harry Mulyono pada 8 Januari lalu menyebutkan bahwa 2.000 minimarket kini sudah menyesaki ibukota. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah pasar swalayan yang tersebar di berbagai pusat perbelanjaan. Padahal, keberadaan pasar tradisional harus dipertahankan. Data dari Komisi Pengusaha Persaingan Usaha (KPPU) tahun 2010 menunjukkan bahwa pasar tradisional di Indonesia hanya berjumlah 13.450 pasar dengan jumlah pedagang sekitar 12.625.000 orang. Dibanding dengan pasar-pasar modern yang lebih sedikit dengan jumlah tenaga kerja yang jauh lebih kecil, dampak matinya pasar tradisional akan sangat besar mengingat banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidup sebagai ped