Terpepet
Terpepet.
Di saat ujung benang hampir mendekati lubang jarumnya.
Tersendat.
Bagaimanapun, lubang jarum harus tetap dilewati.
Semakin dekat dan semakin dekat.
Aneh..
Seberapa sering sih ujung benang harus melewati lubang jarum?
RIBUAN kali..
Seharusnya ujung benang belajar,
agar setiap kali masa ia harus mendekati lubang jarum
ia tak harus terpepet lagi, tersendat lagi.
Yap, itu dia lubang jarumnya.
Tak jauh lagi.
Biarlah kali ini ujung benang masih terpepet dan tersendat.
Masih memasuki lubang jarum dengan mengigil.
Ia sudah belajar,
ia sudah akan memaksakan dirinya.
Karena ada rancangan baju yang indah yang akan dia satukan potongan-potongannya.
Cukuplah,
cukuplah kali ini.
Besok tak lagi.
Di saat ujung benang hampir mendekati lubang jarumnya.
Tersendat.
Bagaimanapun, lubang jarum harus tetap dilewati.
Semakin dekat dan semakin dekat.
Aneh..
Seberapa sering sih ujung benang harus melewati lubang jarum?
RIBUAN kali..
Seharusnya ujung benang belajar,
agar setiap kali masa ia harus mendekati lubang jarum
ia tak harus terpepet lagi, tersendat lagi.
Yap, itu dia lubang jarumnya.
Tak jauh lagi.
Biarlah kali ini ujung benang masih terpepet dan tersendat.
Masih memasuki lubang jarum dengan mengigil.
Ia sudah belajar,
ia sudah akan memaksakan dirinya.
Karena ada rancangan baju yang indah yang akan dia satukan potongan-potongannya.
Cukuplah,
cukuplah kali ini.
Besok tak lagi.
Komentar
tapi boleh juga nih puisinya :)
Thanks a bunch kir :)
~dateng kesini setelah sekian lama eh ternyata dah ganti themes aja..
Iya nih kak, cari suasana baru biar semangat buat nulis lagi :)