Apa Kabar Ramadhan?

Barusan miftah dapet sms dari adik yg lagi di rumah, saat ini dia duduk di kelas 2 SMP. Sedikit di-translate soalnya ada bahasa Minangnya :)

Kak..
Ida udh tamat al Qur'an nya..
K3? Laz..


Jengjeng! Apa kabar Ramadhan kita2 nih?

Dulu2 ketika Ramadhan, miftah biasa pacu2an sama adik2 di rumah.. Bareng2 Ibu juga..
Biasanya yang menang itu Ibu, tapi setahu miftah Ibu akhir2 ini suka pusing2 jadi ga bisa terlalu konsen buat tilawah..

Banyak persepsi orang yang salah mengenai Ramadhan. Ada yang bilang Ramadhan itu Bulan Rezeki. Orang justeru berlomba-lomba buat mencari penghasilan pada bulan Ramadhan. Lihat saja di Mall2, diskon2 justeru bejibun saat ramadhan. Malah ada night sale segala untuk menarik orang2 buat banyak berbelanja di bulan ini.

Memang tidak bisa dibandingkan dengan para sahabat Nabi. Para sahabat nabi lebih giat bekerja pada 11 bulan sebelum bulan Ramadhan sehingga pada Ramadhan-nya mereka benar2 fokus untuk ibadah, tidak memikirkan dunia lagi..

Ada yang setelah ramadhan berakhir masih terus beribadah, ketika ditanya mereka berkata mereka sedang mempersiapkan Ramadhan selanjutnya..

Ada yang sehari itu sampai khatam Al Qur'an 26 kali(maaf kalau angkanya salah :))..

Semoga kita selalu termotivasi untuk menghidupkan hari-hari Ramadhan kita dengan beribadah. Semoga kita bisa memasuki syurga lewat pintu Ar Rayan, pintu khusus untuk orang2 yang berpuasa. Dan semoga malam2 kita tegak dengan sujud2 panjang meminta ampunan pada Rabb kita.

Semoga kita mendapatkan berkah puasa di Bulan Ramadhan ini. Amin...

Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan keimanan dan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang terdahulu” (HR. Al-Bukhari)


Barangsiapa tidak meninggalkan ucapan dan perbuatan dosa (waktu berpuasa) maka Allah tidak membutuhkan lapar dan hausnya“ (HR. Al-Bukhari)


Allah ‘Azza wajalla mewajibkan puasa Ramadhan dan aku mensunahkan shalat malam harinya. Barangsiapa berpuasa dan shalat malam dengan mengharap pahala (keridhoan) Allah, maka dia keluar dari dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. (HR. Ahmad)


Rasulullah Saw menaiki mimbar (untuk berkhotbah). Menginjak anak tangga (tingkat) pertama beliau mengucapkan, “Aamin”, begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. Seusai shalat para sahabat bertanya, “Mengapa Rasulullah mengucapkan “Aamin”? Beliau lalu menjawab, “Malaikat Jibril datang dan berkata, “Kecewa dan merugi seorang yang bila namamu disebut dan dia tidak mengucap shalawat atasmu” lalu aku berucap “Aamin.” Kemudian malaikat berkata lagi, “Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup bersama kedua orang tuanya tetapi dia tidak sampai bisa masuk surga.” Lalu aku mengucapkan “aamin”. Kemudian katanya lagi, “Kecewa dan merugi orang yang berkesempatan (hidup) pada bulan Ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya.” Lalu aku mengucapkan “Aamin.” (HR. Ahmad)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Weekend of Farewells

Road to Pemilu 2009!!