Berbicara kematian dengan Anak
Sebuah peristiwa beberapa hari lewat membuat saya teringat obrolan bareng anak pertama saya Nayra, yang berumur 6 tahun, beberapa minggu yang lalu soal kematian. Nayra duluan sih yang mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan. Lalu Nayra mengemukakan kalau saya atau Abaknya tua kami akan mati duluan. Kalau dia besar dia juga akan mati. Lumayan kaget dengan runtutan pertanyaan Nayra ini, menyebabkan saya kurang nyaman. Membicarakan kematian dengan point of view keluarga yang ditinggalkan, itu akan sedih sekali, itulah pikiran pendek saya saat obrolan pertama kala itu. tapi ya namanya anak-anak, mereka belum paham komplikasi dari kematian itu pada keluarga dan orang-orang yang ditinggal. Setelah merenungi lagi pembicaraan tempo hari tersebut, saya jadi sadar bahwa pemikiran saya dangkal sekali. Beberapa saat merenung, saya berpikir untuk mengubah kacamata saya dalam melihat isu ini. Dimana sebagai orang tua yang berusaha menjadi seorang mukmin justru jangan menghindari pembicaraan kematian. D