Selasa, 01 Februari 2011

Terpepet

Terpepet.
Di saat ujung benang hampir mendekati lubang jarumnya.
Tersendat.
Bagaimanapun, lubang jarum harus tetap dilewati.

Semakin dekat dan semakin dekat.
Aneh..
Seberapa sering sih ujung benang harus melewati lubang jarum?
RIBUAN kali..

Seharusnya ujung benang belajar,
agar setiap kali masa ia harus mendekati lubang jarum
ia tak harus terpepet lagi, tersendat lagi.

Yap, itu dia lubang jarumnya.
Tak jauh lagi.

Biarlah kali ini ujung benang masih terpepet dan tersendat.
Masih memasuki lubang jarum dengan mengigil.
Ia sudah belajar,
ia sudah akan memaksakan dirinya.
Karena ada rancangan baju yang indah yang akan dia satukan potongan-potongannya.

Cukuplah,
cukuplah kali ini.
Besok tak lagi.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

mif, aku cari kata 'merepet' di KBBI online kok ga ada ya? artinya apa sih? *ga ngerti xD xD

tapi boleh juga nih puisinya :)

miftahee mengatakan...

Haduh iya kir, yang bener itu terpepet bukan merepet. Ok, diganti :p

Thanks a bunch kir :)

miftahee mengatakan...

Oh iya kir, kata merepet ada artinya kok di bahasa Indonesia. Coba aja buka artikata.com :)

akhwatfun mengatakan...

tung.. ga nyangka miftah nge-puitis.. :D
~dateng kesini setelah sekian lama eh ternyata dah ganti themes aja..

miftahee mengatakan...

Ah kak Fitri bisa aja :D
Iya nih kak, cari suasana baru biar semangat buat nulis lagi :)